Rabu, 05 Desember 2012

Malin Kundang


Batu yang dipahat mirip seorang manusia yang dilegendakan sebagai Malin Kundang.



Pada suatu waktu, di desa terpencil ada sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatera Barat. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang Ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.

Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.

Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.

Malin Kundang terkatung-katung di tengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya, Malin Kundang beserta istrinya.

Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat bekas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. 

Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya, Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.

Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Ditengah kekacauan itu, diwaktu yang sama dan tempat yang lain ibu Malin Kundang sedang berdoa. Karena kemarahannya yang memuncak, ia pun berteriak "Tuhan! Jika benar ia Malin anakku, KUKUTUK DIA JADI BATU!!!"

Tepat setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Air Manis, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

Konversi Perubahan Satuan Waktu



Waktu berjalan terus menerus tiada pernah mengenal kata berhenti. Waktu harus kita pergunakan sebaik-baiknya untuk berbagai hal yang berguna agar kita tidak menyesal nantinya. Waktu adalah salah satu satuan hitung lamanya sesuatu yang dapat berbantuk satuan kecil seperti detik maupun satuan besar seperti tahun dan abad.
 
Setiap orang wajib tahu waktu karena kalau tidak tahu waktu bisa dicap sebagai orang kampungan yang tidak pernah makan bangku sekolahan. Oleh karena itu mari kita pelajari konversi atau perubahan waktu berikut ini :

1 Detik = Sama Dengan Seper 60 Menit (1/60 Detik)
1 Menit = Sama Dengan 60 Detik
1 Jam = Sama Dengan 60 Menit
1 Jam = Sama Dengan 3.600 Detik
1 Hari = Sama Dengan 24 Jam
1 Hari = Sama Dengan 1.440 Menit
1 Hari = Sama Dengan 86.400 Detik
1 Minggu = Sama Dengan 7 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 28 Sampai 31 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 4 Minggu
1 Caturwulan Atau Cawu = Sama Dengan 4 Bulan
1 Semester = Sama Dengan 6 Bulan
1 Tahun = 365 Sama Dengan Hingga 366 Hari
1 Tahun = Sama Dengan 12 Bulan
1 Dasawarsa = Sama Dengan 10 Tahun
1 Abad = Sama Dengan 100 Tahun

Ilmu Tambahan :

Kalau mau merubah sendiri misal satu tahun berapa detik tinggal dikalikan saja dari masing-masing konversi waktu yang saling berkaitan. Contoh penyeleaiannya adalah satu tahun sama dengan 365 atau 366 hari dikali 86.400 detik untuk mengetahui jumlah detik dalam satu tahun.

Senin, 03 Desember 2012

Ikan

Ikan merupakan hewan bertulang belakang atau vertebrata yang digolongkan dalam kelas Pisces. Hewan ini hidup di air, baik air tawar maupun air asin. Berbeda dengan mamalia atau burung, temperatur tubuh ikan tergantung pada lingkungannya. 

Ikan hidup di lingkungan air, yaitu air tawar, payau, dan laut. Keanekaragaman jenis dan jumlah ikan di sebuah perairan antara lain ditentukan oleh iklim, sinar matahari, kadar oksigen, serta jumlah dan kualitas plankton yang ada di perairan tersebut.

Sekitar dua pertiga jenis ikan hidup di laut. Keanekaragaman ikan tertinggi terdapat di laut tropis. Kebanyakan ikan laut hidup di permukaan karena di bagian ini kaya akan sinar matahari dan plankton sebagai makanan ikan. Beberapa jenis ikan dapat beradaptasi dengan lingkungan peralihan antara laut dan air tawar. Ikan-ikan ini biasanya bermigrasi ketika akan memijah atau bertelur seperti ikan Salem yang tumbuh dewasa di laut lalu ke sungai untuk bertelur.

Pergerakan ikan dibantu oleh sirip, pada umumnya sirip terdiri dari 5 (lima) lima, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur dan sirip ekor. Pada beberapa jenis ikan, sirip-sirip tersebut termodifikasi menjadi organ lain. Pada umumnya ikan bernafas dengan insang.

Tubuh ikan dilapisi dengan lendir dan ditutupi oleh sisik. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan air pada saat berenang.

Minggu, 02 Desember 2012

Rupiah

Rupiah (Rp) adalah mata uang resmi Indonesia. Mata uang ini dicetak dan diatur penggunaannya oleh Bank Indonesia, dengan kode ISO 4217 IDR. Secara tidak formal, orang Indonesia juga menyebut mata uang ini dengan nama ''Perak''. Satu rupiah dibagi menjadi 100 sen, walaupun inflasi telah membuatnya tidak digunakan lagi kecuali hanya pada pencatatan dipembukuan bank. Perkataan ''rupiah'' berasal dari perkataan ''Rupee'', satuan mata uang India. Indonesia telah menggunakan mata uang Gulden Belanda tahun 1610 hingga 1817. Setelah tahun 1817, dikenalkan mata uang Gulden Hindia Belanda.

Mata uang rupiah pertama kali diperkenalkan secara resmi pada waktu Pendudukan Jepang sewaktu Perang Dunia II, dengan nama rupiah Hindia Belanda. Setelah barakhirnya perang, Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia) memperkenalkan mata uang Rupiah Jawa sebagai pengganti. Mata uang gulden NICA yang dibuat oleh sekutu dan beberapa mata uang yang dicetak kumpulan gerilya juga berlaku pada masa itu. Sejak 2 November 1949, empat tahun setelah merdeka, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru. 

Kepulauan Riau dan Irian Barat memiliki variasi rupiah mereka sendiri tetapi penggunaan mereka dibubarkan pada tahun 1964 di Riau, dan 1974 di Irian Barat. Krisis ekonomi Asia tahun 1998 menyebabkan nilai rupiah jatuh sebanyak 35 %. Rupiah merupakan mata uang yang boleh ditukar dengan bebas tetapi didagangkan dengan pinalti desebabkan kadar inflasi yang tinggi.

Sejarah Bank Indonesia

Pada tahun 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. 

Tahun 1953, Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Banksebagai bank sentral. Tiga tugas utama Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB sebelumnya.

Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. 

Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang No.23 Tahun 1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu  mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Bank IndonesiaNo.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan askes perbankan terhadap fasilitas pembiayaan jangka pendek dari Bank Indonesia.

Sawah

Sawah adalah lahan usaha yang secara fisik berpermukaan rata, di batasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi,palawija, atau tanaman budidaya lainnya. Kebanyakan sawah digunakan untuk becocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. 

Sawah membutuhkan air yang disebut irigasi. Sawah yang sistem irigasinya dari waduk, sungai atau mata air disebut sawah irigasi. Sedangkan sawah yang airnya dari hujan disebut sawah tadah hujan, dan panennya setahun sekali pada saat musim penghujan. Padi yang di tanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah, ada juga padi di lahan kering yang namanya padi gogo. 

Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras untuk menghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali. Pada awal pengolahan sawah sebelum ditanami tanah haruslah dibajak, kegiatan membajak diperlukan karena mengangkat bagian sawah tanah dibalik ke atas. Selain untuk menggemburkan tanah juga untuk mengangkat bagian dalam tanah yang subur ke atas. 

Pada awal masa pertanian mulai berkembang, manusia hanya menggunakan sekop. Pada perkembangannya bajak biasanya ditarik oleh seekor kerbau atau sapi. Walau denikian, di beberapa daerah, bajak ditarik oleh kuda. Bahkan di Desa Temuwuh, Kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta memakai tenaga manusia. Adapun untuk sekarang traktor telah banyak menggantikan peran tersebut.

Template by:

Free Blog Templates